well Completion
Autumn Batara
Dear All, Mohon pencerahan mengenai beberapa hal di bawah ini :
1. Mengenai Well Completion. Apa yang dimaksud dengan well completion dan kegiatan apa saja yang yang termasuk well completion. Apa bedanya well completion design dengan Well completion technique?
2. HPHT well environment. Di lapangan mana saja di Indonesia yang memiliki sumur yang termasuk kategory HPHT well. (dan kalau ada yang punya data mengenai perkiraan jumlah sumur HPHT di Indonesia saat ini dan trend pengeboran ke depan, mohon di sharing)
3. Apa yang membedakan antara well completion sumur HPHT dengan sumur yang tidak termasuk HPHT?
4. Apakah HPHT well selalu berada di Deepwater well?
5. Berapa range pressure dan tempertaure sumur yang digolongkan HPHT?
6. Sumur dengan kedalaman berapa yang biasanya dikategorikan HPHT well?
Sebelumnya saya ucapkan terima Kasih banyak.
roeddy setiawan
Dear Batara,
HPHT well environment, saya kira di Indonesia mungkin reservoir nya arun dulu yang termasuk HP tapi tidak HT.
Sumur HPHT vs non HPHT,
yang membedakan environment nya, misalnya sumur yang pernah saya urus di block 916 mobile. reservoir pressure nya 19,000 psi, temperaturnya 402 F. dari sini kan kelihatan buat packer nya saja harus berbeda. karena pd pressure sebesar ini fluidanya sudah berupa supercritical fluid, viscositas nya almost zero, jadi sulit banget cari material yang tidak di rembesi supercritical fluid.
perhitungan2 fluid mechanic pun sudah tidak mengikuti kaidah yang pernah diajarkan di kuliah atau gpsa book temperature begini besar, tahun 94 waktu sumur ini ketemu, belum ada loging tool yang kuat pada temp ini, jadi harus banyak improv, dengan temp yang tinggi, susah sekali untuk membikin completion design, karena tubing nya molor mengkeret cukup panjang.
dari material 1% CO2 sudah bikin pencarian material jadi berabe, 1%Co2 translate to 190 psi CO2 partial pressure, jadi sudah jauh dari limit carbon steel, kalau sumurnya di shutdown, SSSV ngak bisa dibuka lagi dengan teknik biasa, satu sumur produksinya 140 mmscfd
HPHT di deepwater ?
tidak mesti, Mobile 916 di 50 ft water depth, Freshwater Bayou di marsh area range HPHT
terus terang saya ngak tahu penggolongan nya, ingat saya Arun dulu cuman 8000 - 10000 psig ???, barangkalai tema yang di mobil bisa share.
sumur kedalaman berapa?
kurang jelas juga, tergantung overpressure nya di mana, bisa dangkal bisa dalam. mobile 916, Td nya 25,000 ft Fresh water bayou juga kira kira sama.
Harry Eddyarso
Dear Pak Autumn Batara,
Please see my responses below. Mungkin penjelasan saya masih kurang lengkap, bagi rekan2 yang mau nambahin, silakan .... :-)
Dear All,
Mohon pencerahan mengenai beberapa hal di bawah ini :
1. Mengenai Well Completion. Apa yang dimaksud dengan well completion dan kegiatan apa saja yang yang termasuk well completion. Apa bedanya well completion design dengan Well completion technique?
RHE:
Well completion merupakan tahapan akhir dari proses pemboran sebuah sumur migas, setelah sumur tsb dinyatakan ekonomis dan layak produksi berdasarkan hasil2 logging, sampling dan well testing. Completion design dan technique merupakan dua hal yang berkaitan erat untuk menentukan jenis completion mana yang paling tepat berdasarkan karakteristik sebuah sumur migas, agar minyak dan atau gas bisa diproduksi secara optimum dengan cost minimum. Dalam menentukan completion design, biasanya drilling engineer akan bekerja sama dengan reservoir dan production engineer.
Pada umumnya, untuk sumur2 yang masih flowing secara natural, completion design bisa berupa:
a. Single Completion:
Production tubingnya cuman satu dan memproduksi single zone atau multiple payzones secara commingle (digabungin jadi satu).
b. Single Selective Completion:
Production tubingnya juga cuman satu, tapi mengcover beberapa payzones yang dipisahkan oleh beberapa packer. Produksinya pun dilakukan zone by zone, biasanya mulai dari zone terbawah. Bila sudah depleted, zone bawah ditutup (pakai sliding sleeve), lalu gantian zone diatasnya yang dibuka. Kenapa tidak dijadikan satu aja? Alasannya bisa bermacam2: Ada yang pingin tau karakteristik dari masing2 zone, alasan quota, atau karena alasan2 teknis (ada kalanya zone2 tsb gak bisa commingle karena perbedaan reservoir pressure, dan kalo dipaksain bisa terjadi "underground blow-out" dimana hydrocarbon dari zone bertekanan tinggi mengalir ke zone di sebelahnya yang bertekanan rendah. Akibatnya, gak ada hydrocarbon yang nongol ke permukaan dan kita kehilangan produksi migas yang significant)
c. Dual Completion:
Tubingnya ada 2 (namanya juga "dual") yang mengcover multiple zones secara simultan. Dual completion ini dulu banyak dilakukan oleh ARCO di Laut Jawa, karena payzones nya yang memang berlapis2 dan ingin diproduksi sekaligus (karena rig juga mahal kalo harus bolak balik datang untuk running completion).
Untuk sumur2 minyak yang udah gak bisa flowing secara natural maka completion design nya harus meng-consider alat2 bantu untuk artificial lift, misalnya dengan gas lift, electric submersible pump (ESP) atau dengan pompa angguk (untuk sumur2 di darat).
Completion accessories:
Pernik2 atau accessories yang umumnya dipakai dalam suatu completion string:
1. Hydraulic Packer (di set secara hidrolis) atau Seal Bore Packer (wireline set) --> gunanya untuk isolasi antar zones.
2. Sliding Sleeves --> untuk menutup atau mengalirkan hydrocarbon dari suatu zone atau bisa juga ditaruh di atas top packer untuk well killing (safety factor) dan atau sirkulasi.
3. No go nipple --> untuk setting plug: bisa untuk zone isolation atau untuk keperluan lain (setting packer) dsb.
4. Wireline Re-entry guide --> ditaruh di ujung completion string, fungsinya sesuai dengan namanya.
5. Blast joint --> sebagai bagian dari completion string yang ditaruh berhadapan langsung dengan open perforations agar tubing tidak cepat bolong atau keropos di "semprot" oleh aliran hydrocarbon dari lobang2 perforasi.
6. Gas Lift mandrel --> alat ini berisi gas lift valve (yang bersifat check valve = satu arah) untuk keperluan gas lift operations (gas masuk down annulus, via gas lift valve, and up the tubing string).
7. Sub Surface Safety Valve (SSSV) --> alat ini dipasang kira2 300 ft below seabed dan dioperasikan (buka tutup) secara hydraulic melalui 1/4" control line. Bila control line ini bocor (misalnya ketabrak kapal atau sebab2 lain, safety valve akan menutup secara otomatis).
2. HPHT well environment.
Di lapangan mana saja di Indonesia yang memiliki sumur yang termasuk kategory HPHT well. (dan kalau ada yang punya data mengenai perkiraan jumlah sumur HPHT di Indonesia saat ini dan trend pengeboran ke depan, mohon di sharing)
RHE:
Setau saya di lapangan Kalimantan Timur (dulu Unocal) dan Kalimantan Tengah mengandung zone2 dengan abnormal pressure. Selain itu juga di lapangan Arun (dulu Mobil Oil) yang dalamnya lebih dari 12,000ft. Maaf, saya gak punya data2nya. Kalau mau lengkap, di library-nya BPMIGAS seharusnya ada.
3. Apa yang membedakan antara well completion sumur HPHT dengan sumur yang tidak termasuk HPHT?
RHE:
Bahan2 yang membentuk completion accessoriesnya, terutama jenis packer rubber, O-rings (ada yang campuran Nitrile, Teflon, Viton, dsb – banyak sekali campuran2 lainnya, saya juga gak hafal) agar tahan lama. Tubing string juga harus terbuat dari bahan / grade yang di design untuk high temperature (apalagi untuk sumur2 yang mengandung CO2 da atau H2S, temperature tinggi akan menambah daya korosifnya).
4. Apakah HPHT well selalu berada di Deepwater well?
RHE:
Tidak selalu.
5. Berapa range pressure dan tempertaure sumur yang digolongkan HPHT?
RHE:
Untuk temperature > 300 degF sudah bisa digolongkan sebagai High Temperature (HT) sedangkan untuk bottom hole pressure > 10,000psi pada umumnya sudah dianggap sebagai high pressure.
6. Sumur dengan kedalaman berapa yang biasanya dikategorikan HPHT well?
RHE:
Bila asumsi normal pressure gradient adalah 0.465 psi/ft dan 10,000 psi adalah high pressure, maka kedalaman dengan high pressure tsb >= 21,000 ft.
Namun, sering kita jumpai di area2 tertentu (seperti area2 yang saya sebut di atas) yang memiliki abnormal pressure zones, di mana high pressure itu sudah bisa dijumpai di kedalaman 12,000 ft or less.
Indra Sakti
Sedikit tambahan,
Ada juga completion yg langsung ke Open hole, biasa menggunakan External Casing Packer (ECP) dan dapat juga denagn tambahan screen apa bila zone nya byk pasir (sand)
juga bisa Monobore Completion, jadi tanpa menggunakan Packer, langsung di cement begitu aja kmdn di perfo.
maaf kalo ada salah salah kata...
Autumn Batara
Pak Harry/Pak Roeddy/Pak Indra,
Terima kasih banyak atas penjelasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar